Selasa, 09 Desember 2014

Geografi Kelimutu

KONDISI GEOGRAFI 
DANAU KELIMUTU ATAU TELAGA TIGA WARNA

        Danau Tiga Warna Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, menyimpan sejuta pesona dan misteri yang tak terselami hingga saat ini. Pesona danau yang letaknya berdampingan, sering mengalami perubahan warna dari aslinya yakni merah, putih dan biru menjadi beberapa warna lainnya yakni  hijau, hitam, coklat, hijau lumut. Tiga  kawah yang terpisah bekas letusan Gunung Kelimutu ini menjadi keunikan yang tak pernah dimiliki danau lain di dunia. Untuk mencapai puncak danau sehingga dapat melihat dengan jelas ketiga danau yang berdampingan, harus menempuh 2 jam perjalanan dari kota Ende dengan menggunakan jalan darat. Wisata Danau kelimutu ini hampir tiap harinya dipadati wisatawan asing maupun wisatawan mancanegara  disaaat hari-hari libur. Para wisatawan dapat juga memanfaatkan penginapan berupa hotel dan home stay di wilayah Moni Ibukota kecamatan kelimutu kabupaten Ende.

      Nama Danau Kelimutu diambil dari bahasa daerah suku lio yang merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih. Danau Kelimutu ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau ini mulai dikenal setelah Romo (kaum biarawan katolik,red) Bouman menerbitkan artikel mengenai Danau Kelimutu. Danau vulkanik ini dianggap ajaib atau misterius, karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Awalnya Danau Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni merah, putih dan biru, dibeberapa dokumen yang ada, danau yang sekarang berwarna hitam, dulu sebelum tahun 1970 berwarna merah, seperti terlihat pada lembaran uang kertas RI harga Rp 5.000 yang lama. Secara geografis, danau kelimutu berada pada ketinggian 1.639 meter (5.377 kaki) terletak Pada Garis Lintang 8° 77′ LS, Garis Bujur 121° 82′ BT dengan lokasi kecamatan kelimutu Kabupaten Ende pulau Flores Nusa Tenggara Timur.

     Untuk mencapai punak Kelimutu, ada beberapa pilihan untuk mencapai puncak kelimutu, yakni dengan berjalan kaki dari lokasi parkiran menyewa motor dan menyewa mobil. Waktu yang terbaik untuk berkunjung ke Kelimutu pada bulan Juli-September.

     Meski memiliki sejuta pesona yang menarik namun sayangnya Lokasi wisata danau kelimutu yang merupakan salah satu kebanggaan Pariwisata kabupaten Ende Flores NTT ini belum dikelola profesional sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Sejumlah fasilitas, terutama sarana untuk wisatawan, kini banyak dalam kondisi rusak dan tak terawat. Misalnya saja kamar kecil, bangunan pendopo di areal parkir yang kondisinya memprihatinkan, serta kapasitas lahan parkir yang amat terbatas, yang hanya mampu menampung sekitar 20 kendaraan roda empat dan beberapa sepeda motor. Pemandangan di kawasan danau ini sangat mempesona. Kabut putih tebal yang bergerak perlahan menutupi puncak Gunung Kelimutu ( kurang lebih 1.640 meter di atas permukaan laut) merupakan salah satu pemandangan yang sangat khas di sekitar danau tiga warna di atas puncak gunung.

     Kawasan Danau Kelimutu  dapat dijumpai banyak hal yang jika dikelola secara optimal pasti akan mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Disaat situasi sepih pengunjung, suasana terasa senyap dan menjenuhkan karena tak ada fasilitas yang memada yang dapat meemberikan rasa nyaman karena kawasan wisata ini sangat panas. Selain pesona warna danau dan kawah yang sering ditutupi kabut pada jam-jam tertentu, wisatawan dapat melihat hamparan tanah dengan sejumlah tanaman hijau dan menyaksikan perubahan warna yang menakjubkan ketiga danau.

     Danau tiga warna ini letaknya berdekatan satu sama lain yakni dua danau disisi timur berdampingan berwarna hijau tua dan hijau lumut karena telah mengalami perubahan warna untuk sekian kalinya. Sementara danau yang berwarna hitam terletak pisah dari dua danua yang berdampingan. Untuk danau yang berwarna hijau, masyarakat biasanya menyebutnya dengan danau arwah muda-mudi  atau dalam bahasa setempat ”tiwu nua muri ko’o fai”. Sementara danau yang berwarna hijau lumut disebut danau arwah tukang tenung atau orang jahat yakni dalam bahasa setempat “tiwu ata polo”. Di sisi barat ada satu danau yang berwarna hitam, yang biasa disebut danau arwah orangtua “tiwu ata mbupu”. Menurut keyakinan masyarakat adat setempat, danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai”  yang sekarang berwarna hijau tua merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” yang sekarang berwarna hijau lumut merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” yang sekarang berwarna coklat tua merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150.

     Warna air danau yang sering berubah dijelaskan petugas Taman Nasional Kelimutu (TNK), disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat perubahan warna air  danau yang sekarang berwarna hijau dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu. Dinding pemisah antara tiwu nua muri ko’o fai dengan tiwu ata polo diberikan penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak tertutup kemungkinan kedua danau ini akan menyatu. Sementara menurut keyakinan masyarakat adat suku pemo yang bermukim disekitar kawasan danau, perubahan warna danau kelimutu ini membawa tanda-tanda alam yang akan timbul seperti gunung berapi meletus, adanya longsor, musibah alam lainnya atau musibah lainnya.

     Pesona wisata Danau tiga warna Kelimutu merupakan salah satu wisata unggulan di Pulau Flores NTT, selain satwa purba Komodo di pulau Komodo kabupaten Manggarai Barat, kampung tradisional Bena dan Tanjung 17 Pulau Riung yang indah terletak kabupaten Ngada.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar