Rabu, 17 Februari 2016

Makalah Asmaul Husna

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai sumber bacaan yang  dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi Asmaul Husna.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam.
 Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

                                                                                   
       
                       

Banyuwangi, 19  Agustus 2015
                                                                                                                                               

Penulis









BAB  I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang :
         Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah SWT mempunyaisifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua rnakhluk-Nya. Oleh karena itu,semua makhluk-Nya harus menyembah kepada-Nya. Namun. sifat-sifatAllah SWT tersebut tidak hanyatergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya (Asma’ulHusna).
Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 :
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang  Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan dari seberapasering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan menyebut kalimat¬kalimattayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Alquran :
“Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu.”(QS. Al A’raaf : 180)
Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yangterhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan sebaiknya didahului dengan menyebutnama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah). Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya denganAsmaul Husna sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu.Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar.Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menjelaskan :
“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu,barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (HR. Bukhari)
Hal ini menunjukkan apabila kita mengenal Asma`ul Husna dengan bersungguh-sungguh,menghafal, kemudian memahami maknanya serta beribadah kepada Allah maka akan menjadi penguatiman yang paling besar, bahkan mengenal Asma` dan sifat-Nya merupakan dasar iman, di mana imanseseorang itu kembali kepada dasar yang agung ini

B. Maksud dan Tujuan :

Maksud penulisan tugas makalah ini adalah :
1.  Mengembangkan wawasan penulis tentang Akidah khususnya Asma’ul husna.
2.  Mengimplementasikan ilmu teori dan praktek yang diperoleh selama belajar
3.  Mengenal Asma`ul Husna dengan bersungguh-sungguh, menghafal, kemudian                                                      memahamimaknanya serta beribadah kepada Allah sebagai penguat iman

















BAB II
Pembahasan

A. Asmaul husna

        Kata al-asma adalah bentuk jamak dari kata al-ism yang biasa diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata  as-sumuw yang berarti ketinggian atau as-simah yang berarti tanda. Memang nama merupakan tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi
      Apakah nama sama dengan yang dinamai atau tidak, di sini diuraikan perbedaan pendapat ulama yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita energy itu. Namun yang jelas bahwa Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri dengan al-asma dan bahwa al-asma itu bersifat husna. al-husna bentuk muannast/ feminim dari kata ahsan yang berarti terbaik.
     Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini,menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini,menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja, tetapi juga yang terbaik dibandingkandengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapitidak baik untuk-Nya. Sifat Pengasih – misalnya – adalah baik. Ia dapat disandang olehmakhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah,maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik dalam kapasitas kasih maupunsubstansinya. Di sisi lain sifat pemberani, merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia,namun sifat ini tidak wajar disandang Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalamsubstansinya dengan jasmani dan mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya.Ini berbda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain adalah anak cucu.Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat kesempurnaan manusiaini, tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhandengan yang lain, di samping menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.
Beriman kepada Allah, artinya menyakini didlam hati dan di ucapka dengn lisan. Menagapa kita di wajibkan untu beriman kepada Allah? Agar selalu dekat dengan Allah dan mengingat tentang  kekuasaan Allah. Diantaranya:
1.      Kita harus bersikap keluhuran budi. “keluhuran budi yaitu? Kemuliaan dan kesabaran       akhlak dan hati
2.      Kokoh pendirian artinya adalah kita menyakini bahwa apa yang kita ambil itu bik dan bermanfaat.
3.      Bersikap tawakal artinya adalah adalah setelah bekerja keras lalu kita menyerahkan semua pada Allah hasil yang terbaik.
4.      Dan yang terakhir dalam menghayati iman adalah mengenal asmaul husna.

Asmaul husna terdiri dari 99 nama nama baik mulia Allah. Diantaranya adalah : al-kariim, al-mu’min, al-wakiil, al-matiin, al-jaami’, al-Adl, dan al-Akhiir

Ø  Al - Mukmin
Sifat Allah Al - Mukmin artinya "Allah Maha Pemberi Keamanan". Keamanan merupakan kebutuhan penting bagi manusia. Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya karena adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan. Kehidupan masyarakat akan terancam bila tidak ada keamanan. Kita lihat bagaimana negara yang sedang dalam peperangan.
Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila kita dekat denmgan Allah, rajin membaca Al - Qur'an, rajin sholat, dan lain - lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain - lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram. Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan keadaan genting dan kacau.
Contoh dan bukti sederhana:
    Contoh dan bikti sederhana bahwa Allah bersifat Al - Mukmin dapat kita lihat dalam diri kita sendiri. Seperti pada tubuh kita, Allah menciptakan alis di atas mata yang berfungsi melindungi mata dari keringat yang jatuh, bulu mata melindungi mata dari debu dan binatang - binatang kecil.
    Bukti lain diluar tubuh kita seperti ketika Rasulullah ingin Hijrah dari Mekkah ke kota Madinah. Pada malam keberangkatan Nabi Muhammad, sekeliling rumah Nabi telah di pagar betis oleh orang - orang Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad Saw. Akan tetapi dengan sifat Al - Mukmin Allah telah memberi keselamatan kepada Rasulullah. Rasulullah dengan aman dapat keluar dari rumah dan meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah.
    Orang yang beriman kepada Allah Al - Mukmin akan selalu tenang dan tidak gegabah dalam menghadapi setiap keadaan dan situasi yang genting dan kacau sekalipun.
Meneladani Sifat Al Mukmin:
1.      Menenangkan teman yang sedang merasa takut.
2.      Tidak mengganggu teman.
3.      Menjaga diri sendiri dari ancaman dan gangguan orang atau makhluk lain.
4.      Tidak takut kepada apapun, kecuali kepada Allah.
Kesimpulan
Sifat Allah Al Mu'min ini menerangkan bahwa Allah memberi rasa aman dan tenteram dalam hati hamba-Nya. Polisi, tentara, dan satpam mencoba meneladani sifat Al Mu'min ini dengan menjaga keamanan lingkungan.Jadi jika kita ingin selalu aman dan tentram, kita harus selalu ingat kepada Allah Swt. karena Allah memberi rasa aman dan ketentraman dalam hati hambah-Nya.

Asmaul Husna Al Mukmin terdapat pada surat Al-An'am ayat 82 :
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman merekadengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.




Ø  AL-KARIM
Orang yang masih dalam perjalanan sangat teringin untuk cepat sampai kepada Allah s.w.t. Dia terpesona melihat keadaan orang-orang yang telah sampai. Kadang-kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut sama sampai kepada tujuannya. Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan atau cita-cita agar ada seseorang yang dapat menolong mengangkatnya. Orang yang diharapkan itu mungkin terdiri daripada mereka yang telah sampai atau mungkin juga dia menaruh harapan kepada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat. Maksud dan tujuannya tidak berubah, iaitu sampai kepada Allah s.w.t tetapi dalam mencapai maksud itu sudah diselit dengan harapan kepada selain-Nya. Ini bermakna sifat bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Sebelum dia terjatuh, Hikmat 47 ini menariknya supaya berpegang kepada al-Karim. Walau kepada siapa pun diletakkan harapan namun, harapan dan orang berkenaan tetap mencari al-Karim. Tidak ada harapan dan cita-cita yang dapat melepasi al-Karim.
 Al-Karim adalah salah satu daripada Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah s.w.t. Al-Karim bermaksud:
1. Allah s.w.t Maha Pemurah.
2. Allah s.w.t memberi tanpa diminta.
3. Allah s.w.t memberi sebelum diminta.
4. Allah s.w.t memberi apabila diminta.
5. Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.
6. Allah s.w.t memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya.
7. Allah Yang Maha Pemurah tidak kedekut dalam pemberian-Nya. Tidak dikira berapa banyak diberi-Nya dan kepada siapa Dia memberi.
8. Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah s.w.t memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya.


Asmaul Husna Al Karim terdapat pada surat Al Infitar ayat 6 :
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
Artinya : “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap TuhanMu Yang Maha Pemurah”

Ø  Al Wakil
Mempunyai arti bahwa Allah, adalah Dzat yang mengurus segala urusan hamba-Nya dan memudahkan segala yang dibutuhkan oleh mereka. Allah adalah Dzat yang segala perkara diwakilkan kepada-Nya.
Dan wakil itu terbagi atas:
1.      Yang memenuhi apa yang diwakilkan kepadanya dengan sempurna, tanpa pamrih;
2.      Yang memenuhi tetapi tidak semua. Wakil yang mutlak ialah yang diwakilkan segala urusan kepadanya, dan dia cocok untuk melaksana kan dan menyempurnakannya-wakil seperti itu tidak lain hanyalah Allah SWT.
Manfaat jika kita meneladani AsmaulHusna Al-Wakil ialah :
1.     Kita menjadi takut untuk melakukan perbuatan buruk.Meneladani Asmaul Husna Al-Wakil memberikan kesadaran kepada Andauntuk takut melakukan perbuatan buruk yang mungkin sebelumnya sering Anda lakukan.
2.      Kita menjadi orang yang selalu ingin berbuat baik.Memang benar kata orang, berbuat jahat lebih mudah daripada berbuat baik. Setiap manusia di dunia ini pasti pernah melakukan kesalahan. Tetapi dengan meneladani Asmaul Husna Al-Wakil, maka akan membuat kita lebih menjadi orang yang ingin terus berbuat baik.
3.     Dan kita selalu ingin beribadah kepada Allah SWT.Mungkin dulunya Anda sering atau bahkan jarang melakukan shalat 5 waktu. Tetapi dengan meneladani Asmaul Husna Al-Wakil ini akan membuat Anda lebih rajin dan memiliki keinginan untuk beribadah kepada Allah SWT
Surat Az-Zumar ayat 62:
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Artinya :“Allah SWT pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.”

Ø  Al Matin
Allah memiliki asma al-Matiin artinya Allah adalah Dzat yang Maha Kokoh dalam kekuasaan-Nya. Allah adalah Dzat yang maha kuat dalam pendirian-Nya. Allah adalah Dzat yang maha teguh dalam janji-Nya.
Allah menjanjikan kebahagiaan dan surge bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan Allah menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta Nerakan bagi yang mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah berubah sampai kapanpun, karena Allah al-Matiin sesuai dengan QS Ad-Dzariyat/51 : 58,
Artinya: “Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.
Manusia sebagai wakil-Nya, tentu pula harus memiliki sifat ini. Kita harus memiliki sifat teguh, tidak gampang tergoda dan tergoyahkan dengan harapan-harapan palsu yang mengintai dan menggoda kita.
Manusia yang meyakini bahwa Allah al-Matiin akan terus berusaha menjadi manusia yang teguh pendirian dalam kebenaran, kuat kemauan untuk menjadi manfaat bagi manusia dan mahkluk Allah yang lain.
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Sesungguhnya Allâh, Dialah Maha Pemberirezki, Yang Maha Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh [adz-Dzâriyât/51:58]
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya".

Ø  Al Jami’
Dalam QS Ali Imran/3 ayat 9 Allah SWT berfirman :
رَبَّنَآ إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَّ رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Artinya: "Ya Rabb-kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya (hari kiamat)'. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji."

Jami’ berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu, banyak. Allah bersifat al-Jami’ artinya Allah maha mengumpulkan/mempersatukan.
Selain Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat, Allah al-jami’ juga dapat kita buktikan dalam kehidupan ini. Itulah asma Allah al-Jami’. Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al-Jami’.
Pertama Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir. Kedua, sebagai khalifah, wakil yang dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam semesta ini. Kita harus membumikan al-Jami’ dalam kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sIstem kehidupan yang harmonis dan saling membutuhkan. Jagalah persatuan dan kesatuan sistem kehidupan, bertanggungjawablah pada tugas dan fungsi masing-masing. Jangan merasa diri yang paling baik dan paling benar. Karena hanya Allah yang bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Jangan sok tahu dengan menghakimi orang lain salah, dan kemudian kita menarik diri dari tugas dan fungsi kita dalam system kehidupan.

Ø  Al Adl
Kata al-adl di ambil dari kata ‘adalah yang mempunyai dua arti, yaitu lurus/sama dan bengkok/berbeda. Allah swt. memikili sifat Mahaadil bagi makhluk-Nya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-An’am ayat 115 :
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya : “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Melalui sifatnya, Allah swt. memerintahkan kepada umat-Nya agar berbuat adil saat memberikan keputusan kepada sesama manusia, seperti:
1.      Besikap jujur dan adil.
2.      Memberikan hak orang lain yang menjadi miliknya.
3.      Menegakan keadilan dengan sepenuh hati.
4.      Memberikan ilmu/kecerdasan kepada orang lain.  
Ø  Al Akhir
Al Akhir artinya yang maha akhir yang tidak ada sesuatupun setelah Allah SWT. Dia Maha Kekal tatkala semua makhluk hancur, maha kekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan makhluknya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada di dalamnya. Surga adalah makhluk yang Allah SWT ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintahnya. Nama ini disebutkan di dalam firman-Nya Q.S AL-Hadid ayat 3 :
هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : “Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala seuatu.”

Sebagai Dzat Yang Maha Akhir, Allah SWT akan tetap abadi dan kekal. Keabadian dan kekekalan Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya tempat bergantung atas segala urusan kita, baik urusan di dunia maupun urusan-urusan yang akan kita bawa sampai ke akhirat kelak. Sungguh sangat merugi orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada selain Allah. Karena sesungguhnya setiap yang ada di langit dan bumi ini akan hancur. Akan tetapi jika kita bersandar penuh pada Sang Maha Kekal, pastinya kita tidak akan hancur dan terjerumus dalam kesesatan.

Apa yang dimiliki oleh hamba-hamba NYA, baik yang bersifat material dan spiritual adalah milik Allah dan akan kembali kepada-NYA. Dan Mahluk-makhluk NYA akan mempertanggung jawabkan bagaimana kita menggunakan dan menjaga apa yang telah dipinjamkan Allah kepada kita selama kita hidup. Hamba yang bertanggung jawab, melakukan perbuatannya dari awal hingga akhir karena ALlah SWT  dan demi keridhoan-NYA semata. Orang yang menegaskan al-Akhir akan menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selain-Nya, tdak ada permintaan selain-Nya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepada-Nya.
Meneladani sifat ini berarti kita menyadari bahwa tujuan akhir kita adalah kembali kepada Allah SWT . Karenanya kita harus menyiapkan bekal menempuh hari akhir dengan berbuat amal saleh





















BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar faedahnya bagi Umat Islam dan berpahala membacanya bila dilandasi keyakinan dan membenarkan isinya. Lebih dariitu, memahami dan makrifat terhadap makna hakiki yang terkandung di dalamnya akanmembawa kearah pengalaman dan penghayatan, atau dengan kata lain “
Mendarah daging
” dalam kehidupan. Maka dijamin akan mendapatkan surga keindahan dankenyamanan yang tiada tara.”

B. Saran
Beribadahlah kepada Allah berdasarkan Asma`ul Husna ini.     Karena DiaMaha Penerima Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Dia Maha Mendengar, beribadah dengan raga karena Dia Maha Melihat, dengan seterusnya.


Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan mempercayainya”, atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga mempercayai kandungan makna-maknanya, menghafal, memahami maknanya dan mengamalkan kandungannya. Itusemua insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya